TEH MANIS

Lagi ngobrol-ngobrol sama Balqis di meja konter saat dia sedang konsul pelajaran. Saya sedang mengecek absen-absen dan absen bimbingan per kelas. Gak tau dari mana mulainya, tau-tau udah ngomongin teh manis. Ternyata Balqis suka teh manis. Kadang sarapan juga pake teh manis. Saya senyum-senyum. Senyum karena mengingatkan saya pada kebiasaan harian di pagi hari yang juga dimulai sejak kecil.
Teh manis yang harus pekat, sepat, dan cukup 2-3 sendok teh gula adalah menu sarapan rutin saya. Mungkin karena ibu saya selalu mengingatkan untuk sarapan, walau itu hanya secangkir teh manis, sampai sekarang kebiasaan minum teh pagi tidak pernah hilang.
Berbincang dengan Balqis, murid kelas enam yang bimbel di tempat saya membuat saya berpikir kalau kami punya beberapa kesamaan. Selain suka teh manis, Balqis juga minum kopi, tapi hanya setengah bungkus. Lagi-lagi itu mengingatkan saya dengan masa kecil saya. Entah siapa yang membuat saya minum kopi dari kecil. Bisa karena isi rumah saya saat itu ada sodara yang tinggal bersama kami yang seperti kebanyakan orang kampung, minum kopi item di pagi hari. Tapi yang saya minum bukan kopi tubruk, kopi item, tapi kopi item Nescafe yang biasa dicampur cream. Gara-gara ada parcel, ya, saya seduh aja. Minum kopi bukan kebiasaan tiap hari saya, kadang-kadang aja kalo ada. Yang wajib ada sebenarnya susu. Bukan teh manis atau kopi. Baru deh pas gede, pas udah gak minum susu lagi, ganti sama teh manis.
Saya pun mengajak Balqis tos setiap ada yang sama. Selesai dengan obrolan, kami melanjutkan konsul pelajaran. Kata Balqis, besok dia ulangan. (2/10/2015)

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

I really thank you for looking and read my blog. Have a nice day! And always be a good person everyday

0 komentar:

Posting Komentar