KEBUTUHAN

"Tuhan tidak memberikan apa yang kita inginkan, tapi apa yang kita butuhkan."
Kalimat bijak tadi pasti sudah sangat sering kita dengar. Mungkin yang jadi masalah adalah apa kita bisa membedakan mana yang kita inginkan dan mana yang kita butuhkan. Perbedaannya pasti sangat tipis, sampai-sampai tak terlihat. Tentang kebutuhan, mungkin kadang disamarkan dengan keinginan, begitu pun sebaliknya. Kita lebih mudah tahu apa yang diinginkan dari pada yang dibutuhkan. Seperti halnya makan. Kita selalu kalap karena keinginan, padahal kebutuhan energi atau kalori kita tidak sebanyak yang kita kira. Pernah lihat informasi nilai gizi di bungkus makanan? Di situ ditulis "kebutuhan kalori Anda bisa lebih atau kurang." Dengan kata lain, kebutuhan setiap orang tidak bisa dipukul rata. Tapi kita sendiri--sekali lagi--tidak tahu kebutuhan kalori sendiri. Kita juga kadang membeli barang yang kita mau, bukan yang kita butuhkan.
Apa kita sungguh butuh baju baru? Atau apa kita sungguh tidak cocok dengan pekerjaan kita?
Pernah mendengar "tambahkan sesuai kebutuhan"? atau "berikan secukupnya"? Biasanya saat menonton acara memasak, saat si chef menambahkan garam atau penyedap rasa, dia akan mengatakan kalimat tadi. Atau "belilah sesuai kebutuhan", "Kami menyediakan apa yang Anda butuhkan", "Apa saja yang Anda butuhkan?" Kata "butuh" atau "membutuhkan" terdengar lebih bijak dari pada "keinginan" atau "ingin".
Sekali lagi, tidak mudah untuk tahu apa yang kita butuhkan. Karena itu muncul kalimat bijak di atas tadi. Kita tetap boleh meminta apa yang kita inginkan lewat doa, tapi apakah akan dikabulkan atau tidak, itu tergantung apakah menurut-Nya kita butuh. Dia melihat kebutuhan kita, bukan apa kita inginkan.
See ya...

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

I really thank you for looking and read my blog. Have a nice day! And always be a good person everyday

0 komentar:

Posting Komentar