Tahun 2000, pertama kali pergi ke Kuningan, ke Ciniru, masih terasa betapa terpencilnya kecamatan ini. Hanya ada kolbak sebagai sarana transportasi. Pernah ada angdes(angkutan pedesaan), kalo di kota namanya angkot, tapi tidak bertahan lama. Warga lebih suka kolbak. Karena barang bawaan dari kota ke desa atau sebaliknya bisa lebih banyak tertampung. Beda dengan angdes.
Ciniru adalah ibukota kecamatan di Kuningan. Jangan pikir tidak ada apa-apa di sana. Menurutku fasilitas di ibukota kecamatan sangat lengkap. Ada kantor kecamatan, polsek, puskesmas, koramil--yang berderet di sisi jalan--ada pasar, kantor pos, dan bank BRI, rumah makan padang, warung nasi, studio foto juga ada. Penduduknya tidak sebanyak desa-desa lain. Ciniru termasuk sepi. Tapi rumah-rumah tertata dengan baik. Seperti kebanyakan rumah perantau, rata-rata rumah di Ciniru dinding rumah bagian depannya dilapisi keramik.
Air di Ciniru berasal dari tempat lain. Makanya di Ciniru ada PDAM. Airnya tidak layak karena asin. Kalo airnya dimasak, lama-kelamaan akan menyebabkan kerak di panci atau ketel. Pas awal-awal keluarga kami tinggal di Ciniru, aku sama sekali tidak minum, kecuali bikin susu atau teh. Aku sangat tidak berani minum. Sampai kami beli air galon. Karena airnya mengandung kapur, kami harus sering menyikat kamar mandi kalau tidak mau keramik kamar mandi berubah warna.
Saat musim kemarau, Ciniru akan berubah menjadi tanah tandus. Kering. Tanah di Ciniru tidak merah, tapi kuning, seperti lempung. Tidak semua tumbuhan bisa hidup. Tapi dengan kegigihan apapun bisa. Di samping rumah kami ada tanah yang bisa ditanami. Kami menanam pepaya, kangkung, termasuk pohon kurma yang tidak sengaja tumbuh. Tadinya kami punya empang di belakang rumah. Tapi sudah kering. Kalau sudah musim hujan, walau letaknya bukan di bukit, tapi di kelilingi bukit, kadang suka ada kabut yang turun. Hanya di Ciniru, di Kuningan aku merasakan kabut. Karena jalan di Ciniru adalah jalan utama, maka kendaraan lalu-lalang di depan rumah kami.
Sepuluh tahun tinggal di Ciniru, di Kuningan, kami pulang kota. Kembali ke kampung halaman. Bagi kami, Ciniru-Kuningan adalah kota kedua.
ABOUT THE AUTHOR
I really thank you for looking and read my blog. Have a nice day! And always be a good person everyday
0 komentar:
Posting Komentar