The Wedding Tradition

Hari ini, malam ini, di dekat rumah saya sedang ada hajatan, nikahan anaknya. Masih saudara memang. Tapi saya tidak akan membicarakan konsep pernikahannya atau tetek bengek yang berhubungan dengan pernikahannya. Saya akan membicarakan suatu tradisi yang baru saya sadari di kampung saya sendiri.
Saya sudah sangat tahu kalau pernikahan di sini dilakukan dua kali: di rumah mempelai laki-laki dan perempuan. Yang baru saya sadari adalah kebiasaan di sini, tamu laki-laki yang datang pada saat malam. Biasanya kalo siang ibu-ibu pengajian. Kesannya, seperti dipisah antara tamu laki-laki dan perempuan. Tidak murni seperti itu memang. Di daerah lain juga pasti seperti itu: bapak-bapak pergi kondangan malam hari.

Malam memang waktunya bapak-bapak dan anak muda, laki-laki atau perempuan. Tapi biasanya hanya bapak-bapak dan anak muda--laki-laki--yang sampai larut malam. Seiring perkembangan zaman, entah sejak kapan ini dimulai, biasanya warga asli daerah saya nanggep grup band. bukan grup band biasa, tapi grup nasyid. Yang baru mendengar mungkin berpikir: 'Wah Islami bangat!'. Dulu biasanya nanggepnya layar tancep(ini zaman saya kecil) atau wayang atau lenong atau gambang kromong.

Tentu saya bangga dengan hal ini. Walau ada banyak hal-hal unik yang hilang dari acara pernikahan di sini. Suatu kebiasaan masa lalu yang sudah punah tertelan zaman yang tidak pernah berhenti bergerak.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

I really thank you for looking and read my blog. Have a nice day! And always be a good person everyday

0 komentar:

Posting Komentar