She’s the real queen. Umi sama seperti ibu pada umumnya. Tapi tetap saja bagi seorang anak ibunya istimewa. So do I.
Dia seperti ratu. Sangat menjaga sikap dan ucapannya. Umi makan dengan pelan dan hati-hati. Sangat menjaga apa yang masuk ke dalam tubuhnya. Sudah tidak makan di atas maghrib. Sudah tidak makan daging, kecuali telur. Paling suka sayur bening dan lalaban, juga ikan. Sudah tidak tertarik dengan cake, kecuali nyoba segigit. Selalu berusaha tidak berisik: saat menutup pintu, menutup magic jar, mencuci piring, saat di dapur, saat naik ke atas kasur. Sangat berusaha menjaga keharmonisan antar tetangga. Umi tidak suka keributan, walau dia juga menyadari tidak mungkin tidak ada gesekan antar tetangga, dalam rumah tangga, dalam keluarga, antar sodara, antar anak, dan dengan suami.
Umi adalah tulang punggung keluarga. Umi tidak suka melihat hal yang tidak benar, juga mendengar yang tidak benar. Umi mempercayai apa yang didengar dan semakin percaya saat melihat.
Umi sangat lembut. Umi menjaga rahasia keluarganya dengan sangat baik. Umi mengajari anaknya untuk prihatin saat keadaan keluarga tidak menguntungkan. Umi tidak suka mengeluh. Umi sangat menghargai waktu. Umi mendidik anaknya untuk menjadi orang yang berguna. Berharap sempurna untuk segala hal. Umi tidak suka hal yang sia-sia. Umi sangat pemikir dalam hal uang. Sangat berhati-hati saat mengeluarkan uang. Umi sekarang suka nonton TV. Padahal dulu pas lagi sibuk-sibuknya nyalain tipi aja gak pernah. Umi bahkan lebih tau stand up comedy, siapa saja komika, dibanding anaknya.
Umi begitu mudah sedih dan tersentuh. Begitu mudah memaafkan. Saat Umi tidak suka akan satu hal, umi akan tetap tidak suka. Pendirian umi bisa begitu teguh dan tidak mudah terpengaruh orang lain. Tapi umi juga mudah menerima pendapat orang lain saat dia membutuhkannya. Umi selalu tersenyum saat bertemu siapapun. Begitu mudah lelah. Selalu bekerja. Tidak peduli malam. Umi awet muda. Diumurnya yang sudah lebih setengah abad, begitu sehat, terlihat seperti berumur 40-an.
Umi selalu mewujudkan keinginannya. Bahkan kalau itu hanya mengubah posisi kasur. Kalo belom terlaksana, walau sudah lewat sebulan, Umi tidak akan bosan untuk menyuruh kami.
That’s my Mom… karena itu Umi mendidikku seperti seorang putri. Tidak boleh makan bunyi, tidak boleh bunyi sendok dan piring, tidak boleh minum bunyi “glek-glek” dan buru-buru. Tidak boleh membanting pintu, tidak boleh ribut suara peralatan dapur. Saat masak, usahakan setenang mungkin. Tidur harus telentang. Duduk usahakan tegak. Menulis tegak. Baca tidak boleh di tempat gelap dan harus 25 cm. Tidur tidak boleh malam. Hp tidak boleh dibaca sambil tiduran. Mandi tidak boleh jebar-jebur. Pakaian keluar harus rapi.
Saat aku kecil, kami terbiasa dengan tiga jenis baju: baju main, baju jalan-jalan dan baju tidur. Tidak boleh bersikap seperti laki-laki. Begitu juga sebaliknya. Tidak boleh bicara kasar dengan yang muda dan tua. Kalo dipanggil menyahut dengan: “saya…”. Harus menulis pengeluaran untuk apa aja.
Umi sangat bersih. Setiap yang datang ke rumah pasti selalu menganggap rumah kami rapi. Tapi menurut Umi masih berantakan. Umi tidak suka debu, alergi debu. Debu sedikit apapun harus bersih. Kebersihan adalah segalanya. Tidak ada panci atau kuali yang pantatnya gosong. Semua cling. Umi sangat bersih dengan noda. Pantang menyerah dalam menghilangkan noda. Umi sangat sensitive dengan ketidakbersihan.
you know, she's my mom...
ABOUT THE AUTHOR
I really thank you for looking and read my blog. Have a nice day! And always be a good person everyday
0 komentar:
Posting Komentar