Part 1: Memilah Sampah Organik dan Anorganik
Dari kecil melihat Ummi memisahkan antara sampah organik dan anorganik, mempengaruhi bagaimana aku mengatur sampah sampai sekarang. sebagai makhluk konsumti, sampah jadi bagian yang tidak terpisahkan seumur hidup. Dan membuangnya begitu saja akan berefek buruk bagi lingkungan. Tahu, ya, kalau Allah tidak suka dengan orang-orang yang membuat kerusakan (5:64).
Sampah organik bisa dikubur langsung atau dibuat kompos. Alhamdulillah masih ada lahan di samping rumah. Jadi, sampah organik konsumsi sekeluarga dikubur di situ dan tidak perlu diangkut petugas kebersihan RW. Untuk sampah jenis minyak jelantah, akan dikumpulkan sampai cukup banyak sebelum disetorkan ke bank mijel terdekat. Tinggal sampah anorganik yang harus dipilah.
Ada 10 jenis sampah anorganik yang dipilah di rumah: kertas (termasuk kardus, karton dan teman-temannya), tetrapak, botol & gelas plastik, plastik layer, kawat/ isi staples, aluminium foil, kaca/beling, kaleng-kalengan, plastik berbagai jenis, dan sampah elektronik.
Setelah terkumpul sebulan atau sudah banyak, siap disetor ke tempat yang menerima sampah-sampah jenis tadi. tempat pilihan pertama seharusnya bank sampah dekat rumah (silakan cek apa di lingkungan rumah kalian ada bank sampah. Lumayan buat tabungan Lebaran), tapi selama ini aku menyetorkannya langsung ke AKN (Armada Kemasan Nusantara) via grabcar/gocar. Tapi untuk sampah elektronik, aku kirim ke EwasteRJ. Pernah dikirim paket, pernah juga langsung ke dropbox-nya di Bogor saat ada event yang diadakan EwasteRJ bareng satu komunitas di sana.
Saat ini banyak komunitas/tempat yang mengolah/menerima sampah anorganik yang menerima jasa jemput. Ada waste4change, rekosistem, AKN, yang baru ada crapco. Ada yang khusus terima plastik sachet/layer, seperti rebrick. Ada yang khusus terima sampah kertas, seperti Rubah Kertas. Ada yang berbasis aplikasi ponsel, ada yang isi form via website jika ingin menyerahkan sampahnya. Semuanya Insya Allah memudahkan. Tinggal dicari, Insya Allah ada banyak pilihan mau diolah siapa sampah yang kita hasilkan.
Tapi demi meminimalisir jejak karbon, kadang tidak semua jenis sampah anorganik dikirim ke AKN. Sekali waktu ada acara yang juga terima sampah tetrapak dan minyak jelantah. Jadi, sekalian nambah ilmu, juga setor sampah. Atau untuk sampah botol dibiarkan ditaro di depan rumah. Biasanya suka ada tukang beling yang lewat. Atau sekalian jalan sekalin bawa e-waste. Nanti di drop sambil lewat.
Saat ini menolak kantung plastik dan sedotan masuk rumah sudah hampir bisa di atasi. Yang tidak bisa dicegah (dan memang belum bisa)kalau ada kerabat yang membawa tentengan. Di rumah sudah bisa menahan diri beli-beli sesuatu berkemasan plastik, tapi kadang orang rumah masih suka beli soto/sop pakai plastik sekali pakai. Kalau aku yang beli Insya Allah bawa wadah dari rumah. Nah, di sinilah tugasku mencuci plastik-plastik sebelum disetir ke tempatnya. Mencuci di sini tidak harus. Hanya saja memberikan sampah yang sangat kotor (efek dari sisa makanan yang menempel di plastik dan mulai membusuk) pasti menyebabkan bau yang tidak sedap. Apalagi aku tidak menyetorkannya esok hari. Kalau didiamkan sebulan jadi apa plastik basah tadi? Maka, mencuci jadi cara menghindari bau busuk sampah muncul. Aku juga mencuci kotak tetrapak untuk alasan yang sama. Jadi, mengurangi sedikit... saja pekerjaan bapak/ibu yang menerima sampah.
ABOUT THE AUTHOR
I really thank you for looking and read my blog. Have a nice day! And always be a good person everyday
0 komentar:
Posting Komentar