IMIGRAN DAN HIJRAH

Seperti yang kita tahu saat ini, begitu banyak warga Suriah yang mencari suaka ke negara-negara Eropa. Berbagai kisah tentang perjalanan mereka mengarungi laut dan sampai di negara tujuan ada di setiap media cetak dan elektronik.
Peristiwa berpindahnya penduduk negara-negara konflik mengingatkan saya tentang hijrah. Peristiwa hijrah sahabat-sahabat Nabi ke Etiophia dan peristiwa hijrah Nabi dan para sahabat ke Madinah.
Hijrah terjadi karena tempat yang kita tinggali mengancam diri kita. Apakah karena lingkungan tempat kita tinggal tidak kondusif atau tidak mendukung untuk kebaikan. Tapi dalam kondisi perang yang mengancam diri dan keluarga, hijrah menjadi salah satu pilihan utama.
Dalam peristiwa hijrah Nabi dan para sahabat ke Madinah, mereka disambut dengan antusias dan penuh kegembiraan oleh warga Madinah. Tidak segan-segan warga Madinah--Nabi memberi mereka julukan dengan kaum Anshor--memberikan apa yang mereka miliki: rumah, makanan, dan harta benda lainnya. Tidak ada keraguan dalam benak kaum Anshor untuk membantu saudara mereka--kaum Muhajirin--yang datang tanpa membawa perbekalan.
Seperti itu juga yang terjadi dengan para imigran dari daerah konflik seperti Suriah. Ada yang menyambut mereka dengan baik, tapi ada juga yang menolak mereka dengan berbagai alasan.
Saya pernah membaca tweet yang kurang lebih berbunyi: tidak ada alasan untuk melakukan kebaikan. Apa alasan sama dengan pertimbangan?

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

I really thank you for looking and read my blog. Have a nice day! And always be a good person everyday

0 komentar:

Posting Komentar