Journey of My Life

seputar catatan yang katanya jurnal

  • Home
Home Archive for September 2015
28/9/2015
Kadang di akhir bulan kita bertanya kemana saja uang gaji yang kita terima. Kemana saja perginya uang-uang tadi? Kita hanya tahu bahwa uang kita sudah habis. Beberapa dari kita mungkin mencatat dengan baik keuangan pribadinya. Tapi banyak yang lebih tidak peduli.
Orang-orang selalu bilang menghabiskan uang seperti membuka keran air, keluar dengan mudah. Tapi mencarinya bisa setengah mati. Selalu di akhir bulan kita tidak menyadari bagaimana uang yang kita hasilkan dari bekerja sebulan penuh menguap.
Sebenarnya kita bisa mengontrol si keran tadi. Entah itu dengan perencanaan pos-pos keuangan (macam konsultan keuangan aja ngomongnya) atau mengerem keinginan dari membeli sesuatu yang hanya lapar mata. Tapi ada salah satu cara lain yang bisa kita lakukan: mencatat keuangan per harinya. Memang itu bukan pekerjaan yang mudah awalnya, terutama untuk si penunda dan bukan orang yang disiplin melakukannya setiap hari.
Cara sederhana ini bisa dilakukan siapa saja. Kita hanya perlu membuat daftar jenis-jenis pengeluaran per bulan dan pemasukannya.
Contohnya seperti tabel milik teman saya ini:
Tabel pemasukan:

 

Jangan lupa pakai sedikit rumus di Exel, seperti pengurangan dan tambahan. Mudah, kan? Kita bisa tahu kemana saja uang kita pergi. Tahu apa saja pengeluaran yang boros. Bisa lebih efisien dan bijak dalam menggunakan uang. Karena kebutuhan setiap individu berbeda, tentu untuk list tabel pengeluaran disesuaikan dengan keseharian dan gaya hidup kita. Tambahan, karena kadang kita bisa saja lupa apa saja pengeluaran kita hari itu, manfaatkan smartphone atau hp sebagai catatan sebelum dipindahkan ke Excel atau kalau ada aplikasi word di smartphone-nya, bisa langsung di-input saat itu juga. Jadi megang-megang hp bukan hanya liat status orang, stalking, atau liat-liat instagram, manfaatkan dengan mengisi tabel income-outcome.
Semoga bermanfaat! Ayo hidup lebih baik lagi dalam mengontrol uang!
Rusia??
Kadang kita tidak pernah tahu bahwa ada benang merah yang mengurai yang menunjukkan satu hubungan peristiwa dalam hidup kita dengan peristiwa yang lain. Mungkin kita baru menyadarinya saat hubungannya terlihat lebih jelas. Setidaknya kita perlu lebih dari satu petunjuk untuk tahu hubungannya.
Saat saya SD kelas tiga atau empat, saya pernah membaca majalah seukuran buku novel. Di sampulnya tertulis beberapa artikel penting dunia saat itu. Seperti kematian Princess Diana dan artikel tentang Firaun yang memiliki 100 anak. Ada banyak artikel di majalah tadi, termasuk pengorbanan manusia yang dilakukan suku Aztec untuk dewa mereka.
Awalnya saya hanya membaca artikel-artikel yang menarik. Sampai saya membaca artikel tentang keluarga kekaisaran Rusia yang terakhir. Inti dari artikel itu adalah pencarian dan penemuan kuburan keluarga kekaisaran yang dibantai oleh para revolusioner.
Saya sudah tidak ingat dengan artikel itu saat lulus SD. Tapi saya malah membuat cerita yang salah satu tokohnya orang Rusia. Tidak sengaja saya membaca komik tentang keluarga kekaisaran Rusia--Anastasia Club. Dari situ saya tahu kalau banyak cerita yang berkembang tentang sisa dari keluarga kaisar yang masih hidup--tapi bukan itu yang saya cari. Dari komik saya tahu sedikit tentang keluarga Tsar Nicholas II--hanya sebatas yang dari komik.
Lulus SMA, saya membuat cerita yang nama-nama tokohnya sedikit campuran nama anak-anak Tsar Nicholas II. Saya kemudian mencari artikel tentang Tsar dan keluarganya dari wikipedia. Yang membuat menarik adalah hubungan Tsarina dengan Inggris. Saya pernah membaca artikel tentang keluarga kerajaan Inggris dan beberapa raja dan ratunya. Itu menunjukkan bahwa keluarga kerajaan di Eropa saling terhubung. Seperti kita ketahui--terutama dari film-film--adalah hal yang umum kalau antar kerajaan saling menjalin hubungan lewat pernikahan.
Saya tadinya tidak berpikir banyak tentang Rusia, tapi ada saja hal yang saya temukan yang ujung-ujungnya tentang Rusia. Seperti novel karya Habiburrahman El-Sirazy, Bumi Cinta, yang mengambil setting Rusia. Terakhir adalah cerita tentang Alexander Pushkin--sastrawan Rusia yang sangat dicintai rakyatnya.
Tidak banyak yang saya ketahui tentang Rusia. Tapi itu sudah cukup membuat saya menyukai Rusia. Ditambah lagi Islam juga berkembang dengan baik di Rusia selama berabad-abad. Mungkin suatu saat saya akan berkunjung ke Rusia dan melihat masjid Biru yang diminta dibuka kembali saat Sukarno melakukan lawatan ke Rusia--yang saat itu masih menjadi Uni Soviet.
Seberapa sering kita menunggu? Berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk menunggu? Apa saja yang kita tunggu? Apa kita menyebabkan orang lain menunggu?
Pertanyaan-pertanyaan tadi hanya bisa dijawab oleh diri kita sendiri dan tergantung apa saja yang menurut kalian bagian dari menunggu.
Kita semua selalu berpikir dan mengatakan tidak suka menunggu. Seakan kita diburu kerjaan lain dan terlihat menghargai waktu. Tapi kenyataannya justru sebaliknya. Diri kita sendirilah yang membuat menunggu.
Menunggu bisa untuk hal-hal sepele. Ada menunggu yang bisa dimaklumi, ada yang membuat kesal minta ampun, ada yang tidak bisa berkata apa-apa. Menunggu yang bisa dimaklumi dan kadang tidak bisa dihindari adalah menunggu antrian. Antrian tiket kereta, antrian mandi, antrian teller bank, atau antrian di restoran cepat saji. 
Menunggu sepertinya tidak ada direncana harian seseorang. Menunggu biasanya karena suatu situasi. Saat membuat planning biasanya ditulis: bertemu si A, ke bank, atau mengerjakan tugas kuliah. Tapi kenyataannya selalu ada jeda untuk menunggu apa-apa yang sudah kita rencanakan. Dan biasanya waktu menunggu seakan berarti waktu untuk diam. Hanya sedikit yang memanfaatkan waktu menunggu.
Semakin tinggi pekerjaan seseorang, semakin dimanfaatkan waktu yang ada. Saya setuju dengan kalimat: "dunia bukan tempat kita untuk beristirahat" dan "waktu yang tersedia lebih sedikit daripada pekerjaan yang ada." Beberapa orang mungkin terlihat sibuk, beberapa lainnya santai, dan beberapa lagi tidak melakukan apapun.
Tapi kembali selalu menunggu. Di rumah, Umi menunggu pasien. Tidak melakukan yang lain. Menunggu nasib berubah tanpa melakukan sesuatu. Tukang ojek yang menunggu pelanggan, sopir yang menunggu sewa, pedagang yang menunggu pembeli atau ibu-ibu menunggu anak sekolah. Bukan karena sekarang zaman yang segala serba cepat. Ini soal memanfaatkan waktu lebih baik. Banyak sekali contoh menunggu yang kita sadari atau tidak. Saya pun sangat sering menunggu: kapan malam, menunggu di angkot sampai rumah, yang terkadang membuat saya berpikir apa yang saya tunggu hal-hal yang sepele.
Kita semua menunggu. Menunggu untuk banyak hal. Yang terpenting adalah menjadikan menunggu kegiatan yang produktif dan tidak sia-sia. Bisa kah?  
Ingat foto ini?
Biji bekel. Apa masih ada yang jual? Apa masih ada yang maenin? 
Seperti yang kita tahu saat ini, begitu banyak warga Suriah yang mencari suaka ke negara-negara Eropa. Berbagai kisah tentang perjalanan mereka mengarungi laut dan sampai di negara tujuan ada di setiap media cetak dan elektronik.
Peristiwa berpindahnya penduduk negara-negara konflik mengingatkan saya tentang hijrah. Peristiwa hijrah sahabat-sahabat Nabi ke Etiophia dan peristiwa hijrah Nabi dan para sahabat ke Madinah.
Hijrah terjadi karena tempat yang kita tinggali mengancam diri kita. Apakah karena lingkungan tempat kita tinggal tidak kondusif atau tidak mendukung untuk kebaikan. Tapi dalam kondisi perang yang mengancam diri dan keluarga, hijrah menjadi salah satu pilihan utama.
Dalam peristiwa hijrah Nabi dan para sahabat ke Madinah, mereka disambut dengan antusias dan penuh kegembiraan oleh warga Madinah. Tidak segan-segan warga Madinah--Nabi memberi mereka julukan dengan kaum Anshor--memberikan apa yang mereka miliki: rumah, makanan, dan harta benda lainnya. Tidak ada keraguan dalam benak kaum Anshor untuk membantu saudara mereka--kaum Muhajirin--yang datang tanpa membawa perbekalan.
Seperti itu juga yang terjadi dengan para imigran dari daerah konflik seperti Suriah. Ada yang menyambut mereka dengan baik, tapi ada juga yang menolak mereka dengan berbagai alasan.
Saya pernah membaca tweet yang kurang lebih berbunyi: tidak ada alasan untuk melakukan kebaikan. Apa alasan sama dengan pertimbangan?
Abis baca koran Kompas tentang uang koin yang sudah tidak bernilai dan tidak digunakan lagi di daerah Indonesia timur, lupa antara Maluku atau Sulawesi. Awalnya ada warga yang mau nabung pake uang koin di bank. Tapi pihak bank nolak. Jadilah warga di sana mulai menolak uang koin dalam aktivitas ekonomi harian. Bahkan sampai dibuang ke tong sampah atau laut. Kalo di sini mending dikasih pengamen atau pengemis. Tapi pertanyaan yang terbersit justru: apa ada alat atau mesin untuk menghitung uang koin kayak uang kertas yang ada di bank-bank?
Saat kita bepergian yang perlu menginap semalam atau lebih, biasanya kita perlu membawa perlengkapan mandi, seperti sikat gigi, sabun, odol, dan sampo atau hand body. Body care tadi biasanya punya ukuran botol atau tube tang gak kecil. Padahal kita gak pergi lama. Kalau pun beli di tempat tujuan, ukurannya sama, gak ada yang kecil.
Nah di sinilah guna botol ukuran kecil yang tidak makan tempat dan tidak membebani tas atau ransel. Jadi bisa lebih praktis. Kita bisa mengoper sebagian isi produk untuk mandi tadi ke wadah yang lebih kecil yang ada di sekitar kita. Bisa didapatkan dari mana saja, termasuk beli botolnya. Lumayan kan untuk lingkungan dan perjalanan kita selanjutnya. Cukuplah isinya untuk seminggu.
Semoga bermanfaat.
Mungkin ini hal sepele, sangat sepele. Kita pasti selalu akan mengganti sampo atau sabun atau odol yang isinya sudah tidak keluar lagi atau sudah dijamin habis isinya di dalam botol. Tapi kita sesungguhnya tidak pernah benar-benar habis memakai produk-produk kebersihan tadi, terutama pasta gigi. Pernah terpikirkan oleh kita kalau sisa-sisa tadi dikumpulkan, apa bisa jadi satu tube odol atau satu botol sampo? Percaya atau tidak, sisa odol di dalam tube masih cukup untuk 2-3 kali sikat gigi atau mungkin lebih.
Di rumah, ibu saya atau saya selalu menggunting tube odol jika dipencet tidak keluar lagi. Tapi untuk botol sampo atau sabun cair, biasanya ditambahkan sedikit dengan air. Jadi saat botol dibuang benar-benar bersih isinya.

Bahkan untuk sabun batang, biasanya sisa sabun batang yang kecil 'ditempelkan' pada sabun yang baru. Caranya: basahi sedikit permukaan sabun batang baru, next tempelin deh si sabun yang kecil. Tara...! Menyatu deh sama yang gede. Bisa dipake lagi kan??
So, semakin sedikit lah sampah yang kita buat dan buang.
Sepertinya telor bukan hanya pendamping makan nasi. Telor sudah seperti makanan wajib--kalau tidak bisa disebut pokok. Setidaknya kalau tidak masak atau tidak belanja atau tidak beli makanan jadi di rumah makan, telor satu-satunya opsi. Selalu sedia telor sebelum lapar.
Di rumahku, telor harus selalu ada. Kalau dipikir-pikir dengan baik, tidak pernah aku tidak makan telor lebih dari dua hari. Selalu telor. Mau didadar atau diceplok. Aku tidak berpikir berapa kilo telor yang sudah kukonsumsi sampai seperempat abad ini.
Aku masih ingat dengan baik saat mengambil telor ayam kampung di kandang belakang rumah untuk sarapan sebelum berangkat sekolah. Kadang kalau ada induk yang sedang mengerami telor-telornya aku minta bantuan Uwak. Mengambil telur bercangkang putih langsung dari kandangnya dan mungkin saja baru ditelurkan--yang masih hangat karena dierami--pasti tidak akan terulang lagi. Sepertinya saat aku SD, aku lebih sering makan telor ayam kampung daripada ayam negeri. Walau ukurannya lebih kecil, tapi rasanya sama. Hehe...
Aku bersyukur masih bisa merasakan makan telor langsung dari kandangnya, pernah menanam kacang tanah dan jagung di kebon, main di kandang kambing, ngasih makan rumput langsung ke mulut kambing, main masak-masakkan di kebon belakang rumah yang penuh pohon-pohon seperti durian, rambutan, salak dan meninjo, dan menikmati sayur, seperti kacang panjang dan oyong, langsung dari pohonnya saat sahur. Really fresh!!! Biar dikata tinggal di Depok, tapi saat aku kecil rumahku adalah kampung penuh kebon. Aku masih merasakan mandi dari air sumur hasil nimba. Aku masih merasakan makan berbagai jenis rambutan dari pohon di sekitar rumah. Aku masih merasakan tinggal di rumah setengah permanen dengan langit-langit dari anyaman bambu.
Ngomong-ngomong berapa harga telor sekarang? Walau penikmat telor, tapi urusan harga, aku tidak tahu. Berapakali pun disuruh beli telor di warung, harganya tidak pernah nempel di kepala. Yang aku tahu, telor adalah makanan darurat di saat tidak ada makanan atau lauk apapun di rumah. Jadi, berapa harga sekilo telor?


Enggak tau kenapa pasti selalu ada panci korban gosong. Mau panci baru atau yang lama. Awal mulanya biasanya karena ada yang masak atau ngangetin sayuran tapi kelupaan. Biasanya sih karena sayur. Pernah karena masak telor rebus, tapi ditinggal. Pas inget aernya udah abis, telurnya agak coklat gosong. Pernah karena sayur nangka. Udah tau cuma bentar juga mendidih, tapi ditinggal tidur. Parahnya bau gosong kadang gak kecium, atau lebih tepatnya nyaru sama bau masakan yang dikira dari tetangga sebelah. Berpikir positif kali aja tetangga yang lagi masak. Ditambah lagi dapur warung padang tepat di belakang rumah. Padahal mah asep udah sampe depan rumah. Hah... keluarga yang (kadang) gak peduli. Umi pasti marah-marah kalo tau pancinya gosong lagi, lagi dan lagi. Tapi kalo ternyata Abah penyebabnya, Umi gak bakalan marah. Paling kami yang kena. "Kenapa gak ada yang perhatian?" Gak tau juga, Mi. Bener-bener gak tau kalo ada yang lagi ngangetin atau masak di dapur. Gak ada yang ngeh. Ujung-ujungnya Umi yang nyuci panci-paci gosong sampe kinclong. Gak ada panci di rumah yang kerakan sampe item. Kinclong sampe bisa ngaca. Top deh tangan my mom. Bener-bener usaha tanpa henti demi pantat panci. Tapi jangan marah, yah, Mi, kalo pancinya yang udah dicuci susah payah gosong lagi?




notebook CREAM BLOSSOM
Rp 25.000
ukuran: 16x17 cm 
isi: 40 hal warna kuning dan biru

Langganan: Postingan ( Atom )

Featured Post

DATA IN-OUT DUIT

28/9/2015 Kadang di akhir bulan kita bertanya kemana saja uang gaji yang kita terima. Kemana saja perginya uang-uang tadi? Kita hanya tahu...

Iklan Gratis
Memuat

Total Tayangan Halaman

Google
Custom Search

Categories

  • berhenti sejenak (38)
  • film (4)
  • language (9)
  • motivation (4)
  • my culture (2)
  • my friend (2)
  • my mind (49)
  • my observ (40)
  • my resep (1)
  • the world (61)
  • tips (9)
  • tips: berpakaian (3)
  • tips: kesehatan (3)
  • tips: perawatan (1)

My Blog List

Diberdayakan oleh Blogger.

about me

Foto saya
limun
Hello, I'm Limun. I try really hard to fix my own life. You too? Manage my time and my life.
Lihat profil lengkapku

my friend

Archive

  • ► 2025 (2)
    • ► Juni (1)
    • ► Mei (1)
  • ► 2021 (8)
    • ► Desember (1)
    • ► November (3)
    • ► Maret (4)
  • ► 2020 (6)
    • ► Juli (2)
    • ► Juni (4)
  • ► 2019 (17)
    • ► Juni (6)
    • ► Maret (4)
    • ► Februari (7)
  • ► 2018 (15)
    • ► Oktober (8)
    • ► September (3)
    • ► Mei (1)
    • ► April (3)
  • ► 2017 (29)
    • ► Oktober (2)
    • ► September (4)
    • ► Agustus (3)
    • ► Mei (7)
    • ► April (6)
    • ► Maret (1)
    • ► Februari (6)
  • ► 2016 (63)
    • ► Desember (24)
    • ► November (23)
    • ► Oktober (8)
    • ► Juni (4)
    • ► Maret (4)
  • ▼ 2015 (95)
    • ► Desember (3)
    • ► November (8)
    • ► Oktober (11)
    • ▼ September (11)
      • DATA IN-OUT DUIT
      • Awal Suka Rusia
      • MASA TUNGGU
      • BIJI BEKEL
      • IMIGRAN DAN HIJRAH
      • Uang Koin
      • BOTOL BEKAS UNTUK TRAVELING
      • Habis Sampai Titik Terakhir
      • TELOR
      • GOSONG
      • Notebook Handmade "Cream Blossom"
    • ► Juni (3)
    • ► Mei (2)
    • ► April (40)
    • ► Maret (17)
  • ► 2014 (11)
    • ► November (1)
    • ► Oktober (3)
    • ► September (6)
    • ► Februari (1)
  • ► 2012 (16)
    • ► Desember (1)
    • ► Januari (15)
  • ► 2011 (26)
    • ► Desember (3)
    • ► November (3)
    • ► Oktober (2)
    • ► September (3)
    • ► Agustus (1)
    • ► Juli (4)
    • ► Juni (3)
    • ► Mei (7)
  • ► 2010 (10)
    • ► Juni (1)
    • ► April (1)
    • ► Maret (1)
    • ► Januari (7)
  • ► 2008 (1)
    • ► Oktober (1)
AllBlogTools.com Blogger Templates

Latest Posts

  • Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara
    Awalnya saya mencari-cari dimana Skotlandia? Dimana letak negara ini? Kalian tahu dimana? Beberapa tahun kemudian saya tahu dimana letak...
  • WhatsApp Initializing
    Pernah mengalami WhatsApp susah di-instal ulang? Notifnya “initializing” atau apalah ejaan Inggrisnya. Saya pernah mengalami kejadian i...
  • Pekerjaan Suami Saya Cuma Petani
    Kalo lagi kumpul-kumpul bareng teman lama, terutama karena udah pada berkeluarga, pasti ngomongin pekerjaan suami. Beberapa teman bisa ...

Visitors

free counters
Free counters
Copyright 2014 Journey of My Life.
Distributed By My Blogger Themes | Designed By OddThemes