Asian Games 2018: Tenth Day (30)


Pagi, sebenarnya aku rada kesal. Rencananya mau ganti celana, mau cuci nih celana yang udah seminggu, tapi ternyata gak ada. Padahal aku yakin tari di tumpukan lemari baju sendiri. Aku curiga dan tersangka utamanya adalah adikku yang kuliah di Bogor. Aku WA dia dan dugaanku benar. Mau enggak mau aku pakai celana yang udah kotor ini.
Sebelum ke Blok M, aku mampir dulu ke kampus karena suatu urusan dan keadaan. Aku nitip amplop coklat ke satpam depan rektorat. Abis itu ke kantor pos di samping kampus. Tadinya mau beli prangko, tapi lagi kosong, jadi Cuma kirim beberapa kartu pos yang udah ditempel prangko. Baru, deh, aku ke stasiun Lenteng Agung.
Aku masuk ke gerbong perempuan. Ambil tempat di dekat bangku prioritas. Awalnya aku enggak terlalu curiga sama kakak(keliatannya sih masih kuliah, aku sebut aja Dek A) yang jongkok bersandar ke pintu di sisi kiri. Dek A tiba-tiba ngulurin tangan kayak minta bantuan buat diri. Dia narik celanaku. Pas mau aku bantu, tanpa diduga Dek A pingsan. Nah, di dekat pintu ke gerbong depan, ada juga vo yang diri. Bersama ibu-ibu di situ, kami membantu Dek A tiduran di bangku prioritas. Syukurnya ada petugas di situ. Jadi, pas di Manggarai, vo yang tadi di sebelahku nawarin diri nemenin Dek A karena dia mau terus ke Kemayoran, sedangkan aku mau ke Sudirman (dia sih yang nanya aku mau turun dimana). Setelah Dek A turun digendong petugas keluar gerbong, kereta kembali melaju. Di dalam gerbong perempuan ini beberapa ibu masih bertanya-tanya kenapa Dek A bisa pingsan.
Sampai stasiun tujuan, aku naik TJ. Karena di terminal Blok M TJ-nya ngantri banget, penumpang turun lewat pintu depan di luar halte. Aku jalan ke Ambhara untuk setor jurnal absen. Sampai di Grandhika, Rini bilang, “sepi”. Tapi hotel tetap ramai sama rapat-rapat entahlah pejabat apa. Kayaknya di luar jangkauan diri ini, hehe.
Saat aku dan Rini sedang ngobrol-ngobrol, tamu Jepang kami, Mr. Kaz keluar dari lift dan langsung berjalan ke kanan. Kami menduga, mungkin dia mau naik taksi. Kami lanjut ngobrol. Rada serem sih denger ceritanya. Jadi, ada tamu bapak-bapak duduk di sofa sebelah kiri dari meja helpdesk yang nanya-nanya ke Rini. Segala sampai ke hal pribadi. Nanya orang tua kerja dimana. Lah, aku aja yang udah berkali-kali ketemu Rini belum pernah nanya sampai segitu. Jadi, harus waspada, nih, sama tamu hotel.
Karena hari ini hari terakhir Rini tugas di hotel, aku kasih dia botol isi bintang. Karena itu juga, dia nemenin aku sampai jam dua. Setelah Rini pamit, aku duduk nunggu Dinda yang datang telat lagi. Oh, iya, tadi Mr. Kaz taunya pergi jalan-jalan dulu mungkin. Kalau dilihat dari tasnya yang biasanya besar dan berat, tadi dia pakai tas punggung kecil. pas balik ke hotel, di depan lift, dia melambaikan tangan ke aku dan Rini. Sekitar jam dua, dia turun dan mau naik shuttle. Alhamdulillah shuttle-nya ada. Selesai dengan tamu yang Cuma atu-atunya di jam menjelang sore ini, aku bisa lega (ini diluar tamu hotel yang nanya-nanya terkait AG2018).
Begitu Dinda sampai, yang pertama dilakukan adalah ngajak aku jajan. Tapi batal.
Waktu berlalu, azan maghrib terdengar. Kami sholat dan aku pamit begitu selesai isya. sampai di halte TJ, aku ketinggalan atau lebih tepatnya tidak boleh masuk. Jadi, pas lagi nunggu Tj dateng, ada mbak-mbak yang nanya kacamata. Beli dimana dan segala macem. Pas banget TJ dateng, mbak ini masih nanya. Mbak kondektur TJ ngasih pemberitahuan kalau cuma sampai Dukuh Atas. Eh, pas aku mau naik setelah jawab pertanyaan mbak yang tadi, mbak kondektur mungkin ngira aku gak denger kalau cuma sampai Dukuh Atas. Aku bilang, “iya, emang ke sana”. Tapi pintu tetep ditutup. Well, aku kesal dong. Karena kekesal yang menumpuk bukan karena mbak yang tadi nanya, mbak kondektur TJ, dan adikku yang ngambil celana gak bilang, aku nangis. Pas di jalan pulang, sih, udah mendingan. Tapi di rumah aku nangis lagi. Cry for many thing I missed, for my life yang amburadul (aku anggapnya gitu).

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

I really thank you for looking and read my blog. Have a nice day! And always be a good person everyday

0 komentar:

Posting Komentar