Asian Games 2018: Seventh and Eighth Days (27&28)

Hari ini kembali sepi. Paling Rini yang hectic pagi-pagi. Dan hari ini aku ngantuk banget. Rini belum pulang, tapi lagi pergi ke Ambhara buat absen basah. Tadi dia ke sana naik shuttle yang emang ngetem di situ sampai ada tamu yang mau naik. Biasanya sekitar 15-30 menit. Supir gak bisa ditahan lama-lama. Ada yang sabar nunggu, ada yang pengen cepet-cepet ke MPC lagi. Padahal harusnya stand by dulu. Mana tau ada tamu yang dari Dharmawangsa. Di jam-jam menjelang sore, selain di Grandhika, di dua hotel looping Blok M suka ada aja yang mau naik shuttle. Kadang shuttle udah pergi, eh pas ada yang turun. Jadinya mereka naik taksi. Giliran shuttle stand by, enggak ada yang naik.
Begitu balik ke Grandhika, Rini pamit. Aku sedikit melihat-lihat keadaan hotel yang tidak pernah sepi. Kalau diperhatikan dari luar, kesannya hotel ini sepi. Tapi tidak sodara-sodara. Lift selalu ramai dan ada aja yang punya acara kayak hari ini.
Dari pakaian beberapa tamu, sepertinya ada rapat sejenis BUMN. Isinya bapak-bapak. Karena musholla posisi setelah ruang rapat serbaguna yang berdinding sandblast, aku jadi tahu kalau ruangannya lagi dipakai. Pas lagi duduk-duduk, ada seorang bapak yang duduk di sofa nanya-nanya. “Gimana di sini?”, “Enak, Pak.” Si bapak juga nanya, banyak gak yang nginep di sini. “Gak banyak, Pak, medianya”. Karena aku jawab harus stand by di sini, beliau sampe bilang, “gak bisa liat pertandinga, dong?”
Jam empat kurang, Dinda datang. Dia terlihat lelah dan sungguh tidur di sofa sampai mau magrib. Karena sepi, kami kadang meninggalkan meja helpdesk buat sholat bareng.


Tuesday, 28 Agustus
Kali ini aku tidur setelah subuh. Rasanya badan masih butuh istirahat. Tapi tetep berangkat. Sampai di halte Blok M bawah, aku beli prangko dulu.
Seperti biasa, aku selalu banyak ngobrol sama Rini. Ada aja yang diomongin. Kadang Rini nemenin aku sampai jam dua—melebihin jam tugasnya. Tapi begitu dia pergi, meja helpdesk kembali sepi.
Aku mulai ngerti jadwal kapan Mr. Kaz naik shuttle. Sesuai dugaan, dia turun di jam dua kurang. Hampir aja dia naik Grab karena shuttle belum juga datang dan terjebak macet. Karena sebelumnya banyak terjadi miskom sama supir, jadi mulai beberapa hari lalu vo hotel langsung menghubungi nomor supir yang akan ke hotel. Memastikan posisi mereka. Walau lewat beberapa menit dari jadwal, tapi shuttle yang ini udah termasuk tepat waktu. Satu hal yang masih bikin gak enak: looping shuttle yang muter ke Ambhara. Nanti dari sana baru ke Dharmawangsa yang notabene lewat depan Grandhika dan enggak tau deh baru sampe GBK jam berapa. Suka takut aja kalau mengganggu jadwal media yang naik shuttle.
Setelah Mr. Kaz pergi, dijamin tidak akan ada lagi yang naik shuttle. Aku bisa nulis bagaimana hari ini di buku jurnal dan rencana besok harus gimana. Di saat seperti ini kadang aku buka website resmi AG2018. Biasanya liat jadwal—buat jaga-jaga kalau ada yang nanya. Aku juga kadang buka denah GBK. Harus hapal gate mana aja.
Sejujurnya aku suka hotel ini. Di hari pertama aku datang, disediakan tiga gelas teh lemon dingin. Di hari lain ada air mineral. Bahkan vo di Ambhara pernah dibeliin cake sama tamu hotel. Aku kadang suka sedih denger cerita dari vo lain halo hotel A gak ramahlah, gak pernah ngasih kudapan atau minum. Tapi di sini, layaknya staf hotel yang penuh dengan hospitality dari satpam, bellboy, sampai mbak-mbak yang bersihin toilet. Aku selalu tersenyum pada mereka, bahkan tamu yang lewat di depan meja helpdesk. Itu yang membuatku betah di sini.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

I really thank you for looking and read my blog. Have a nice day! And always be a good person everyday

0 komentar:

Posting Komentar