Asian Games 2018: The First Day (10)
Sedikit aku jelaskan. Dari kurang lebih 13.000 volunteer, semuanya dibagi
menjadi beberapa departemen. Salah satunya departemen transportasi yang konon
kabarnya paling banyak jumlahnya. Sebelumnya aku dapat posisi di Transjakarta.
Tugasnya kayak ‘kenek’ di dalam bus TJ yang mengangkut atlet dari wisma atlet
ke MPC dan sebaliknya. Karena bagian transport yang berlokasi di MPC (JCC) dan
hotel kekurangan vo, maka dibuka kurang lebih tiga slot vo bagi yang mau pindah
divisi (karena masih satu departemen). Aku sempet mikir berkali-kali sambil
liat info di grup wa TJ 1 (ada sekitar lebih dari 5 grup TJ. Kebayang dong
berapa banyaknya vo yang khusus di dalam TJ?). Hari pertama, yang infonya
dateng subuh-subuh, aku kalah cepat dengan yang lain. Tapi emang dasar rejeki,
hari berikutnya dibuka lagi slot pindahan. Gak banyak, cuma tiga juga, deh.
Tapi cuma aku yang ketik nama. Aku pun pindah bagian dan masuk grup baru. Setelah
say good bye dan left grup, aku tinggal nunggu jadwal kapan jaga di hotel.
Karena satu dan lain keadaan, beberapa kali jadwal direvisi. Aku baru paham
kalau grup transport MPC isinya ada dua bagian, yang di stay di JCC dan di
hotel sekitar Jakarta.
Selain grup MPC, ada grup wa lain bagi vo hotel. Setiap grup wa terdiri
dari hotel dalam satu kawasan. Misalnya grupku: hotel di sekitar Blok M. Begitu
dapat tempat dan jadwal bertugas, aku langsung cari di google maps dimana
lokasinya. Iya, sih, Blok M. Tapi aku udah lama gak ke sana. Terakhir pas tahun
2012 apa.
Sehari sebelumnya, aku sudah dapat revisi jadwal volunteer transportasi.
Karena Vo transport yang di MPC kekurangan orang, jadi ada Vo transpor hotel
yang belum mulai tugas dialihkan ke MPC. Aku berulang kali melihat jadwal.
Jadwal asliku dimulai tanggal 24, setelah Idul Adha. Bener, nih, besok sampe
tiga hari ke depan? Aku masih percaya gak percaya. Dari jadwal, ada dua atau
tiga orang anak hotel dioper ke MPC dulu (bahkan hari-hari berikutnya setelah
AG 2018 resmi dibuka, lebih banyak lagi vo hotel yang dibutuhkan).
Dengan pede-nya, hari Jumat sekitar jam dua, di tanggal 10 Agustus 2018,
aku berangkat berpakaian lengkap seragam volunteer ke JCC. Ini kali pertama aku
ke sana. Jadi agak sedikit bingung. Naik kereta sampai Sudirman. Lanjut Grab ke
gate 9 (pintu masuk vo sebagaimana info di grup). Dari jadwal, aku kebagian
shift 3: dari jam 4 sore sampai jam 11 malam. Totalnya ada 4 shift. 24 jam vo urus
transport di MPC. Shift 1 mulai dari jam 6 pagi sampai jam 2 siang. Shift 2:
jam 13-20. Dan shift 4 dari jam 11 malam sampai jam 6 pagi.
Aku sampai jam empat kurang. Nanya satpam di gate 9. Disuruh masuk aja. Duh
gimana, sih. Mana di grup gak ada yang jawab. Setelah beberapa saat, baru deh
dibalas kalau lagi pada di FX. Karena belum ramai, jadi masih santai. Nanti
baru mulai lagi jam 7 malam. Karena mau magrib, aku nanya satpam dimana
musholla. Ada tuh deket gerbang. Tapi karena banyak banget gerbang-gerbang
tambahan juga pos penjagaan, jadi kesannya jauh. Aku di musholla sampe isya.
Mana ternyata kuota abis. Pantes wa cuma ceklis. Mana sempet hujan. Jadi aku
makin lama di musholla. Setelah reda dan selesai nangis kayak anak ilang (gak
punya kuota dan seorang diri), aku jalan ke depan JCC sana. Di sekitar terasnya
ada meja bulat kaca plus kursi-kursi putih. Aku nanya ke vo yang seragamnya
sama-sama oren. Oh, vo media dan broadcast toh. Nah, yang meja sebelah baru deh
anak transport. Aku kenalan sama 4 vo. Akhirnya ketemu juga sama anak
transport. Sebenarnya ada dua lagi cowok di shift 3 ini, tapi lagi di parkiran
timur (parkit). Karena masih sepi, walau para awak media dan OCA udah ada, kami
lebih banyak duduk dan hampir tidak tahu harus bagaimana. Koordinator kami juga
tidak ada. Bener-bener kayak anak hilang dan hanya tahu informasi dari shift 3
apa saja yang harus kami lakukan. Bener-bener info dari mulut ke mulut. Estafet
tugas secara lisan.
Malam itu tugas terakhir kami menunggu bus yang datang dari tempat
pertandingan bola (dibanding cabang olahraga lain, sepak bola udah mulai
duluan). Karena mendapatkan perintah sebatas dari grup wa, kami pun sedikit
membagi tugas. Jadi begini, kami harus mencatat nomor plat bus, menghitung
jumlah penumpang, mencatat jam kedatangan, foto plat sebagai bukti. Bahkan
karena masih baru, kami memfoto penumpang yang turun dari bus. Kesannya seperti
wartawan nyerbu artis turun dari kendaraan. Itu aja penumpangnya sampe
senyum-senyum bingung gitu.
Kelar dengan tugas pertama ini, kami siap-siap pulang. Sekitar jam 11 udah
mulai mengundurkan diri. Sisanya tinggal aku dan Monic. Ternyata kami sama-sama
dari Depok. Karena aku gak ada kuota, cuma Monic yang browsing jadwal kereta
terakhir dan cek harga Grab. Setelah dipikir-pikir kami memutuskan naik TJ.
Temen baruku ini baru datang dari Padang tadi pagi. Belum sempat tidur dan
sekarang terlihat sangat lelah. Kepalanya katanya pusing. Kami sempat maju
mundur mau naik ke atas lagi karena lama nunggu TJ malam 24 jam. Ada beberapa
penumpang malam yang rumahnya bahkan di Bogor. Ada sekitar dua bapak. Yang baik
bapak penjaga loket TJ. Kami dibantu tap pakai kartu atm dan tapcash khusus vo.
FYI, selama bertugas para vo gratis menggunakan vo (ini satu hitungan yang
membuatku hemat ongkos). Bapak staf TJ ini sampai ngasih tau kalau dua bapak
penumpang tadi udah langganan. Mungkin beliau ngeh kalau kami sedikit kurang
nyamana. Bapaknya sampai ngasih tau kalau nanti turun di Pancoran bilang aja
namanya. Jadi, kami udah kayak dititipin ke bapak staf yang nanti ada di halte
Pancoran.
Dateng tuh TJ-nya yang lumayan penuh. Monic udah gak konsen saking pusing
dan belum tidur. Sampai Pancoran, kami pesan grabcar. Bener-bener ini dibantu
sama bapak staf TJ yang ternyata rumahnya di Kemiri Muka, Depok. Oh, tau, Pak.
Setelah grabcar datang, kami pamit. Monic sempat tidur. Aku kira bakalan stop
di dua tempat: kosan Monic dan rumahku. Tapi ternyata tidak. Aku menginap
beberapa jam di kosan (kontrakan tiga petak) temannya. Sayangnnya aku tidak
bisa tidur karena ada kucing yang ngikutin kemana aku pergi seakan tau kalau
ada tamu tak diundang. Dari kamar, aku pindah tiduran ke ruang tamu. Ada dua
teman Monic yang pulas tidur beralaskan tikar. Aku cuma sempet merem dikit.
Enggak lama azan subuh terdengar. Berhubung aku tidak mau membangunkan mereka
dan takut terkejut melihat kondisi kamar mandinya, aku pergi ke masjid di depan
kontrakan. Setelah jam 6, aku SMS adikku biar dipesenin Grab. Aku kirim
alamatnya setelah melihat alamat di bawah nama masjidnya. Akhirnya aku pulang
juga. Pamit sebentar ke teman Monic yang udah bangun. Cus pergi sama driver.
Hal pertama yang kulakukan sampai rumah, ya, tidur. Tapi cuma sampe juhur.
Aku tetap belum bisa rebahan sampai pulas. Dan hari ini, jam dua, aku harus
siap kembali ke JCC. Dijamin waktu tidurku mulai terganggu.
Oke, itu sedikit cerita di hari pertama. Wait for the second day. See ya!
ABOUT THE AUTHOR
I really thank you for looking and read my blog. Have a nice day! And always be a good person everyday
0 komentar:
Posting Komentar