Saat kita membeli barang elektronik,
apa pun itu, mau hape, leptop, kulkas, atau tablet, pasti vendor-vendor selalu
menyertakaan manual book di dalamnya. Kita lebih sering menyepelekan manual
book dan langsung mencoba perangkat yang kita beli.
Isi dari manual book memang seragam.
Terdiri dari: petunjuk penggunaan, apa yang boleh dilakukan pada perangkat dan
tidak boleh dilakukan, suku cadangnya, dan masih banyak lagi. Tapi lagi-lagi
kita sok tau, menganggap “ah entar juga tau sendiri” atau “utak-atik aja”.
Well, kita
pun jadi sedikit sok tau, padahal siapa sih yang bikin tuh peralatan?
Kita pasti
pernah membuat sesuatu, hasil karya kita sendiri. Sekalipun hanya segelas teh
manis. Sebagai si pencipta barang, kita pasti tau kelebihan dan kelemahan si
barang, right? Hal sederhana ini sama seperti pabrik atau perusahaan yang
membuat ponsel. Mereka tentu tau akibatnya jika perangkat yang mereka buat
memakai batere KW atau jika menggunakan perangkat tambahan yang bukan
“kerabat”-nya. Emang harganya pasti lebih murah, tapi agak sedikit mengurangi
umur si perangkat.
Wajar perangkat elektronik atau moda
transportasi agak ‘manja’. Misalnya: hape gak boleh ‘berenang’ sedikit pun, gak
boleh ke banting (pengecualian untuk hape-hape yang dirancang khusus untuk
keadaan ekstrim-red). Kita mungkin kadang tidak mau terlalu ribet dengan urusan
manual book. Bahkan dengan manual book kita sendiri.
Sebagai makhluk yang diciptakan, kita
pasti tau manual book kita sendiri yang sangat jarang kita perhatikan(hayoo
ngaku!!???). Hampir sama seperti barang-barang yang diciptakan oleh manusia,
kita juga mempunyai pantangan ini-itu. Apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh
dilakukan. Kalo terlalu diforsir, kita juga bisa error. Bedanya, error-nya
manusia bisa sakit atau bahkan gila. Begitu juga sebaliknya, jika kita pandai
merawat dan menjaga diri pasti awetnya juga lama(umurnya-red).
Jadi, wajar
kan kalo Sang Maha Pencipta melarang manusia ini-itu dan membolehkan manusia
ini-itu karena Dia yang menciptakan kita. Yang tau kelebihan dan kelemahan
kita. Bedanya dengan benda ciptaan manusia adalah kita bisa membaca manual book
kita—Al Qur’an. Apa sih yang gak ada di dalamnya? Mo nyari tentang perdagangan
ada; mo nyari tentang astronomi ada; mo nyari tentang pertanian ada, mo nyari
tentang ekonomi ada; dan masih banyak lagi.
So, pengen
kenal diri kita sendiri lebih dalam?? Baca aja manual book-nya. Dijamin makin
terawat, gak gampang koslet. Gak usah jauh-jauh nyari suku cadangnya.
Onderdilnya udah komplit di dalam Al Qur’an mas bro… mba sist…
Gak usah ragu. Buruan baca manual
book-nya biar gak sok tau kayak ngutak-atik gadget baru… Hehe… :p
Well, see you
next time everybody….. Tschüss…..
Feb ‘2013